top of page
Pada zaman dahulu etnis Tionghoa dari China Selatan bermigrasi ke Kalimantan Barat. Awalnya pemukiman terbesar etnis Tionghoa di muara-muara sungai dan pesisir pantai. Para imigran Tionghoa yang kebanyakan berasal dari suku Khek (Hakka). Pada tahun 1772 etnis Tionghoa berkembang di daerah Monterado, Kalimantan Barat. Para imigran Tionghoa kebanyakan berkerja dipertambangan emas dan mereka membuat perkampungan khusus etnis Tionghoa.
Suatu hari diperkampungan Tionghoa ada wabah penyakit menyebar dan pada saat itu belum ada dokter. Lalu warga Tionghoa berobat ke tabib/dukun yang menggunakan cara tradisional dan cara gaib. Mereka mengadakan ritual tolak bala (bahasa Khek ; Ta Ciau) bersama penduduk lokal. Hal itu dilakukan pada hari ke lima belas (dialek Hokkian ; Cap Go) bulan pertama penanggalan Imlek. Karena dirasakan manfaat ritual dan wabah penyakit bisa diatasi dan mereka sembuh. Akhirnya ritual tolak bala ini dijadikan sebagai tradisi tahunan/turun temurun  yang bertahan sampai saat ini dan dipadukan ke perayaan Imlek, yang diberi nama Cap Go Meh. Arti dari nama Cap Go Meh adalah Cap Go artinya lima belas dan Meh artinya malam, arti keseluruhannya yaitu malam ke lima belas. Dan Cap Go Meh merupakan tradisi pada hari penghujung perayaan Imlek pada hari ke lima belas. Cap Go Meh adalah tradisi perayaan penutup Imlek. Tujuan diadakannya Tradisi Cap Go Meh adalah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah/rejeki yang diberikan pada tahun ini dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh yang lebih baik.
Puncak acara Cap Go Meh ini dimaksud untuk mengusir/menangkal gangguan atau kesialan dari roh-roh jahat di perkampungan untuk masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukkan Tatung/Louya. Tatung/Louya sebagai media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung/Louya dipenuhi dengan mistik dan spiritual.
Cap Go Meh pada zaman dahulu sempat tidak diizinkan karena itu tradisi etnis Tionghoa. Tetapi setelah perkembangan zaman dan semakin banyak etnis Tionghoa berada di Kalimantan Barat khususnya di Kota Singkawang. Pada tahun 2003, Cap Go Meh diizinkan untuk turun ke kota dan ke jalan untuk berkeliling membersihkan kota sesuai Tradisi Cap Go Meh. Tradisi Cap Go Meh di Singkawang adalah tradisi yang unik karena merupakan akulturasi budaya etnis Tionghoa dan budaya masyarakat lokal. Walaupun Cap Go Meh artinya malam ke lima belas, Cap Go Meh dirayakan pada hari ke lima belas. 

© 2023 by My site name. Proudly created with Wix.com

  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
  • RSS Classic
bottom of page